Sepakbola Indonesia kembali diterpa masalah klasiknya, yaitu pengaturan skor. Namun untuk kali ini pesepakbola yang biasanya selalu menjadi korban kini menjadi actor yang berani mengungkap dengan melaporkannya. Namun keberanian pesepakbola itu tidak serta merta membuat mereka mendapat apresiasi, apalagi perlindungan dari federasi.
Okto Maniani dan Erick Weeks yang menjadi tokoh pelapor saat ada oknum yang diketahui ternyata Mantan Pesepakbola Indonesia asal Papua, yang menghubunginya untuk pengaturan skor, memilih untuk tidak menerima dan juga memilih tidak bungkam seperti kebanyakan lainnya. Akan keberanian mereka berdua maka tertangkaplah oknum tersebut dengan sebuah jebakan yang disiasati oleh Manajemen Klub PBFC (Pusamania Borneo FC).
Kami pun memberikan apresiasi kepada pihak klub PBFC yang berani untuk mengungkap dan tidak memilih mendiamkan kasus ini dengan melaporkannya ke Polisi. Terlebih sikap melindungi terhadap pemain-pemainnya meskipun disadari seharusnya dalam peristiwa seperti ini kerahasiaan pemain yang mengungkap perlu terjaga guna melindungi pemain dari ancaman-ancaman karena yang dihadapi ialah mafia bola yang sudah paham medan nya.
Yang kami sangat sayangkan akan hal ialah sikap federasi yang memilih mendiamkan kasus ini yang berujung dilepaskannya pelaku oleh polisi dengan alasan tidak cukup bukti untuk bisa menahan pelaku. Hal ini jelas bertentangan dengan program kerja FIFA tentang anti match fixing yang sudah bekerja sama dengan Interpol dan juga sports radar.
Yang perlu kita pahami ialah andai kedua pemain ini melakukan pengaturan skor dengan alasan apapun, jelas hukuman berat akan diterima oleh pemain. Vietnam baru-baru saja menghukum seumur hidup 10 pemainnya karena terlibat skandal pengaturan skor. Tapi kita bisa lihat, saat pemain berani mengungkap tanpa rasa takut ada ancaman dari oknum mafia terkait, apresiasi pun tidak ada apalagi perlindungan terhadapnya. Padahal diketahui setelah kami menghubungi Okto Maniani, telah banyak pemain yang mengalami hal serupa namun tidak berani melapor meskipun mereka tidak menerima pengaturan skor nya juga.
Untuk itu sejalan juga dengan program dari FIFPro yaitu anti match fixing untuk melindungi pemain dari hal buruk ini, kami selaku Asosiasi Pemain yang terafiliasi dengan FIFPro mencoba untuk terus memberikan proteksi terhadap pemain terkait dan telah melaporkan hal ini kepada FIFPro guna memberikan pelrinudngan ekstra untuk pemain.
Kami juga sangat berharap kepada Departemen Integritas dan Komisi Disiplin PSSI yang kebetulan ditempati oleg subjek yang sama untuk lebih serius mengungkap hal ini.
Salam Profesionalitas
APPI