Setelah hampir 2 minggu disemayamkan di RSUD Tangerang dan kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta, jenazah pesepakbola asal Kamerun, Salomon Begondo akhirnya diberangkatkan menuju Bandara Soekarno-Hatta untu diterbangkan menuju negara asalnya, Kamerun pada Jumat 13 Desember 2013 kemarin.
Proses pemulangan jenazah pemain berusia 27 tahun yang pernah membela klub Persipro Bondowoso United pada musim kompetisi 2011/2012 memakan biaya yang cukup mahal dan sehubungan dengan hal tersebut, APPI memberikan apresiasi kepada PSSI yang telah mengurus dan menanggung seluruh biaya rumah duka dan juga proses pemulangan jenazah Almarhum Salomon.
Menurut informasi dari Baliby Ferdinand (adik dari Salomon), sebelum meninggal Salomon mengalami muntah-muntah dan sempat melakukan rawat jalan di sebuah rumah sakit di Tangerang. Akan tetapi karena keterbatasan biaya, Salomon tidak dapat melakukan perawatan yang intensif hingga akhirnya ia menghembuskan nafas terakhir pada Jumat 29 November 2013.
Baliby juga menyampaikan rasa terimakasihnya atas seluruh bantuan dan perhatian yang APPI berikan sehubungan dengan proses pemulangan jenazah Salomon. Baliby sendiri akan turut kembali ke Kamerun setelah hasil otopsi selesai dan ia pun berharap agar hak-hak gaji dari Salomon yang masih belum diselesaikan oleh Klub Persipro Bondowoso Unitd dapat segera diselesaikan.
Seperti yang sudah ramai diberitakan sebelumnya, Pesepakbola yang memiliki nama lengkap Begondo Robert Salomon Guy sempat mengemis dan mengamen bersama dua rekannya Abdoulaye Camara dan Sylla Bamba untuk menutupi kebutuhan hidup mereka karena tak kunjung menerima pembayaran atas gaji dari klub yang mereka bela yakni Persipro Bondowoso United.
APPI menghimbau kepada PSSI agar segera menjembatani permasalahan pembayaran gaji Salomon, agar dapat segera dilunasi kepada keluarga Almarhum, juga dua rekan Salomon lainnya yakni Camara dan Sylla Bamba , dan kepada banyak pesepakbola lainnya yang sampai saat ini masih belum diselesaikan pembayaan gajinya oleh pihak klub, agar kisah tragis dan pilu tersebut tidak kembali berulang.
APPI