Kongres tahunan FIFPro 2013 baru saja berakhir. Bertempat di Grand Union Hotel, Slovenia, kegiatan tahunan FIFPro ini dilangsungkan selama 3 hari yakni tanggal 22-24 Oktober 2013 dan melibatkan sekitar 175 delegasi dari kurang lebih 66 negara anggota dan Negara kandidat-anggota FIFPro.
Penyampaian duka cita dan belasungkawa atas meninggalnya 2 pesepakbola professional yang bermain di Indonesia; Diego Mendieta dan Camara Sekou menjadi salah satu agenda pembuka kongres.
Pengesahan Presiden baru FIFPro Presiden menjadi agenda selanjutnya dan merupakan salah satu item utama dalam agenda kongres di hari pertama. Phillip Piat menjadi presiden terpilih, menggantikan Leonardo Grosso setelah tiga tahun memimpin persatuan pesepakbola professional dunia ini.
Di hari ke-2 kongres, dibentuk beberapa kelompok dari seluruh negara anggota yang hadir untuk membahas dan mendiskusikan beberapa topik yang berkaitan dengan pesepakbola profesional yang telah ditentukan. Dalam kesempatan ini, APPI berada dalam satu grup dengan Malaysia, Australia, Afrika Selatan, Palestina dan Malta. Grup ini mendapat topik; Kesehatan dan Keamanan dalam bermain sepakbola professional dan juga Ide untuk mengamandemen beberapa pasal dalam FIFA “laws of the game.
Beberapa masalah besar dalam sepak bola profesional juga telah dibahas dalam kongres hari terakhir, yakni; pembahasan mengenai pengaturan pertandingan atau yang lebih dikenal dengan match-fixing, kepemilikan pihak ketiga atas pesepakbola (selain agen resmi), FIFA FIFPro World XI, Presentasi mengenai FIFA DRC dan juga pembahasan kebijakan FIFPro tentang aturan bermain sepakbola pada suhu yang sangat tinggi dalam hal ini, Perhatian khusus akan diberikan terhadap dampak potensial pada Piala Dunia FIFA di Brasil tahun depan.
Turut hadir dalam kongres ini adalah Declan Hill, jurnalis investigative yang memberikan fakta-fakta tentang betapa mengerikannya kasus pengaturan skor yang ada saat ini dan jugMario Cizmek, mantan pesepakbola professional asal Kroasia. Cizmek membeberkan kisahnya yang menjadi korban pengaturan skor, sehingga menyebabkan dirinya dipenjara dan juga menghancurkan karirnya.
Dua sesi terakhir kongres diakhiri dengan pemberian FIFPro Merit Award 2013 dengan donasi sebesar USD 25.000 kepada pesepakbola asal Bulgaria, Stiliyan Petrov (34) melalui yayasan yang dimilikinya. Petrov adalah mantan pesepakbola professional yang pernah baemain untuk CSKA Sofia, Celtic dan Aston Villa dan juga telah bermain sebanyak 106 pertandingan bersama tim nasional Bulgaria. Pada Maret 2012, pemain gelandang tersebut didiagnosis menderita leukemia akut dan harus mengakhiri karirnya untuk menjalani pengobatan.
Penutupan Kongres ditandai dengan presentasi dari JPFA (Japan Professional Footballers Association) mengenai agenda Kongres tahunan FIFPro selanjutnya yang akan diselenggarakan di Tokyo, Jepang pada Oktober 2014.
Hasil Kongres FIFPro terhadap Indonesia
Selain penyampaian duka cita kepada dua pesepakbola professional yang bermain di Indonesia dalam pembukaan kongres, berkaitan dengan Indonesia, FIFPro juga menyampaikan bahwa akan tetap menunjukan komitmennya salam mendukung perjuangan para pesepakbola Indonesia dalam memperjuangkan hak-haknya melalui APPI.
FIFPro juga kembali menegaskan bahwa APPI adalah satu-satunya asosiasi pesepakbola di Indonesia yang diakui oleh FIFPro. Saat ini FIFPro masih menungu respon dari PSSI terhadap negosiasi yang telah dilakukan melalui FIFPro Asia. Dalam hal Edukasi, FIFPro pun mendukung penuh kegiatan-kegiatan edukasi yang setiap bulannya dilaksanakan oleh APPI. Pada Januari 2014 FIFPro dan FIFPro Asia berencana akan mengadakan kegiatan Legal Workshop di Jakarta.